Monday 14 March 2016

[Review] Iseng (2016)


Iseng! Siapa sih yang gak pernah iseng? Pernah berpikir kalau keisengan itu bisa berdampak sangat fatal? Itulah yang dituangkan sutradara Adrian Tang dalam film yang judulnya mengundang rasa penasaran ini. Lalu apanya yang "Inspired by true stories"? Coba ditonton saja dulu. Iseng terinspirasi dari kisah nyata yang salah satunya membuat saya semakin menonton semakin teringat juga dengan kisah nyata mana yang diambil. Karena memang kasusnya sempat bikin heboh waktu itu.

Film dibuka dengan kasus ditemukannya dua mayat di sebuah apartemen. Seorang polisi muda (Donny Alamsyah) dan komandannya (Donny Damara) bertugas menyelidiki kasus tersebut. Kemudian film pun berputar ke 24 jam sebelum kejadian, menjelaskan apa yang menjadi penyebab kematian kedua mayat tersebut. Dan rupanya dalam satu malam itu, bukan hanya kasus kematian di apartemen itu saja yang terjadi.

Iseng punya tiga plot utama yang saling bersinggungan dan terhubung satu sama lain. Plot pertama tentang seorang bos (Tio Pakusadewo) yang berencana menghabisi selingkuhannya (Viola Arsa), plot kedua tentang seorang sekretaris genit (Evelinn Kurniadi) yang menggoda seorang tomboy (Frida Tumakaka), dan seorang pendatang baru di Jakarta yang berencana menjadi PSK (Fany Vanya). Dan semua yang terjadi dalam film ini bermula dari satu kata, "iseng".

Pertama, saya suka sekali dengan ide dasar ceritanya. Tiga kisah yang sambung-menyambung dan punya jalinan antar tokohnya. Kedua, Kho Michael sebagai Denis, koki restoran mesum yang hobi coli ke toilet jika melihat mbak-mbak sexy ke restorannya. Dia menakutkan, terutama sikap tubuhnya yang membungkuk dan ekspresinya saat meremas-remas adonan kue dan memotong-motong daging. Hampir menyaingi Shareefa Daanish di Rumah Dara.

Yang sedikit mengganggu saya adalah perpindahan adegan yang agak terlalu cepat. Baru juga pindah adegan dan saya mikir sekarang adegan ceritanya siapa, tiba-tiba sudah pindah adegan lagi. Dan dialog yang agak dangkal dan kurang menggali latar belakang para tokoh. Jika film langsung dimulai dengan kejadian 24 jam sebelumnya tanpa ada adegan penemuan mayat 24 jam kemudian, mungkin saya sudah kebosanan. Karena adanya mayat 24 jam kemudian maka saya bertahan karena rasa penasaran mayat siapa itu dan bagaimana proses kematiannya.

Pemain dan cameo yang dihadirkan kebanyakan sudah punya nama dan kemampuan aktingnya memang bagus seperti Dayu Wijayanto, Fauzi Baadila, Cecep Arif Rahman, Yayan Ruhiyan. Kalau ada Iko Uwais, mungkin bisa sekalian dikembangkan menjadi The Raid 3. Rasanya gatal melihat Cecep dan Yayan hanya menjadi pelanggan PSK dan sopir biasa tanpa menghajar siapapun di film ini.

Film ditutup dengan adegan yang menurut saya agak membingungkan. Komandan yang mabuk terbangun sendirian dengan kebingungan di sebuah ruangan karaoke, di luar ruangan nampak jejak berdarah keluar bangunan. Ada yang mau menjelaskan maksud epilog ini kepada saya?

Update : Baiklah, kelihatannya saya sudah agak memahami maksud dari epilog Iseng. Tapi kelihatannya lebih baik tidak saya ceritakan ya? Kalau diceritakan, kelihatannya jadi spoiler :p

RATE:
7/10


3 comments :

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. om jelasin maksudnya epilognya doong...sumpahh gw ga ngerti dan mo ngamuk pas film selese karena endingnya aneh..
    dan gw juga masih ga ngerti kenapa apa gunanya si cecep+ayushita di film itu, muncul cuma bbrapa detik tapi masuk cast list


    rating pribadi sih 5.5/10 (bakalan cuma 4 klo ga didukung ama pemeran PSKnya Fany Vanya + Manda Cello, hahahaha)

    ReplyDelete
    Replies
    1. kelihatannya komandan diam-diam ada perjanjian denagn Irwan. Dan saat sadar sudah tertipu. Cecep dan ayushita cuma cameo numpang lewat :p

      Delete