Saturday 19 March 2016

XXI Short Film Festival 2016 : Day 2



Day 2, March 18, 2016
14.00 Out of Competition
15.30 Short Documentary Competition - Program B


Maraton nonton hari kedua saya mulai dengan kategori Out of Competition. Ini adalah kategori untuk yang tidak terpilih sebagi finalis namun dinilai layak untuk ditampilkan dalam pemutaran Short Film Festival.

Dibuka dengan animasi pendek "Gob & Friends" yang mengisahkan kekacauan yang timbul akibat perebutan rautan pensil. Saya suka animasi pendek ini meski gerakan tokohnya masih agak-agak kaku di beberapa bagian. Dilanjutkan dengan "A Silent Night" mengenai seorang perempuan yang melakukan pengakuan dosa panjang yang sedikit demi sedikit menggiring Pastur Thomas untuk menelusuri apa yang telah dilakukannya. Film ini membuat saya penasaran ada apa sih sebenarnya yang ingin disampaikan perempuan tersebut lewat pengakuannya yang panjang.

Film berikutnya, "Here Hodan" bercerita tentang pekerjaan Bapak Ola Ban membuat tuak. Film yang ini banyak memakai bantuan drone dalam pembuatannya. Adegan yang paling saya sukai saat kamera drone melakukan shoot Bapak Ola Ban dari atas dan drone bergerak semakin tinggi meninggalkan Bapak Ola Ban mengecil di bawah. Berikutnya, "Dari Sebelah Kamar" tentang seorang ibu bernama Nur pemilik homestay yang berada dalam dilema saat pasangan pendaki yang baru turun gunung memohon untuk menginap sekamar di homestay karena keterbatasan uang sementara peraturan desa adalah melarang non muhrim untuk menginap sekamar.

Sesi Out of Competition ditutup dengan genre horror "Makmum" menceritakan tentang seorang penghuni asrama yang mengalami gangguan saat sholat malam. Film ini adalah favorit saya dalam sesi Out of Competition, meskipun saya akan lebih senang jika sosok pengganggu tidak diperlihatkan terang-terangan namun lebih baik kalau hanya sekilas-sekilas saja.

Sesi berikutnya, Short Documentary Competition - Program B membuat saya bingung karena ketiga film yang diputar semua sama-sama menarik. "Viva Tar!"menceritakan perjalanan marching band Korps Putri Tarakanita (KPT) yang penuh dengan suka duka para alumni dan pengalaman pengalaman mereka selama mengikuti KPT. Saya jadi sedikit iri berhubung sekolah saya dulu tidak ada ekskul marching band begini :|

Dilanjutkan oleh "Kesan Pertama" tentang keluarga muda denagn dua anak yang memutuskan mencoba jamu cekok untuk meningkatkan nafsu makan anak-anaknya. Tahu dicekok? Metode meminumkan paksa jamu kepada anak dengan ditahan dan hidung ditutup sehingga si anak terpaksa harus menelan jamu yang diperas dengan kain ke dalam mulutnya. Bagian-bagian menarik dari film ini adalah pada kelucuan tingkah kedua anak yang baru pertama kali mencoba jamu cekok. Untunglah saya tidak pernah dicekokin seperti ini dulu. Saya jadi curiga jamu cekok itu manjur menambah nafsu makan karena si anak berpikir mending makan daripada dicekok paksa jamu pahit kayak gitu lagi.

Film pamungkas dari sesi ini adalah "Bibi Siti Switi" yang merekam cerita Bibi Siti, seorang Pembantu Rumah Tangga yang sudah tiga kali menjanda dan sedang mencari cinta baru. Daya tarik utama film ini adalah dari ucapan-ucapan Bibi Siti yang ceplas ceplos dan bolak-balik mengundang tawa penonton. Menariknya adalah adanya adegan-adegan karaoke Bibi Siti dan lagu dangdut Rita Sugiarto mengiringi film ini. Juga perjalanan mengikuti Bibi Siti pulang kampung ke Lubuk Linggau dan wawancara dengan keluarga Bibi Siti mengenai kisah cintanya yang naik turun. Menariknya, rupanya film ini dibuat sebagai tugas akhir. Baiklah, kelihatannya dosen yang menilai film ini akan tertawa terbahak-bahak menontonnya, karena penonton kemarin memberikan applause meriah untuk "Bibi Siti Switi".

(Bersambung...)

No comments :

Post a Comment