Saturday 16 January 2016

[Review] The Forest (2016)


Percaya bahwa anak kembar punya hubungan batin untuk menyadari kalau kembarannya dalam kesulitan? Itulah yang terjadi dalm film yang dibintangi Natalie Dormer ini. Sara (Natalie Dormer) terbang ke Jepang untuk mencari Jess, kembarannya yang hilang di hutan Aokigahara. Hutan Aokigahara sudah tersohor sebagai hutan lokasi bunuh diri. Jika ada orang terakhir kali terlihat di dekat Aokigahara dan selama beberapa hari tidak muncul lagi, langsung disimpulkan sudah tewas bunuh diri.

Nekat mencari ke Aokigahara, Sara ditemani Aiden (Taylor Kinney) jurnalis yang dikenalnya di penginapan. Dan mereka mmasuki hutan Aokigahara yang mistis bertiga bersama Michi (Yukiyoshi Ozawa), sukarelawan yang berusaha mencegah orang bunuh diri. Profesi mencegah bunuh diri memang benar-benar ada di Jepang, biasanya di daerah yang sering terjadi kasus bunuh diri.

Sedari awal, Michi sudah mengingatkan untuk tidak mempercayai apa yang dilihat, sebab itu belum tentu kenyataan. Masyarakat Jepang percaya bahwa hutan Aokigahara banyak diisi roh penasaran yang akan berusaha memancing dengan ilusi agar orang yang tersesat mencoba bunuh diri.

Baiklah, saya mengakui bahwa saya sengaja nonton The Forest ini demi melihat Natalie Dormer. Saya terpesona padanya sejak menlihatnya tampil botak seperempat sebagai Cressida di The Hunger Games: Mockingjay Part 1 dan Part 2. Oh, tapi dia tidak tampil botak di The Forest ini. Dan saya menyukai aktingnya di sini sebagai Sara yang berada di daerah asing, bahasa yang tidak diketahui, frustasi mencari kembarannya, dan serangan ilusi dari roh penunggu Aokigahara. Dan juga dia harus memerankan 2 karakter dalam film ini.

Cerita berjalan dengan cepat, tidak membosankan ataupun terlalu cepat hingga membingungkan. Horor juga dihadirkan sutradara Jason Zada dengan baik lewat pembangunan suasana yang semakin mencekam. Jump scare juga dihadirkan dengan pas dan tidak terlalu sering. Terlalu sering justru bikin bosan, kan? Begitupun dengan ilusi yang dihadirkan roh jahat, penonton ikut bingung seperti Sara. Bingung yang mana ilusi dan mana kenyataan.



Saya juga menyukai lokasi hutannya yang berusaha ditampilkan seperti Aokigahara asli di mana mayat orang bunuh diri bergelantungan di pohon dan nuansa mistisnya terasa. Konon di Aokigahara asli, polisi dan tim SAR sekalipun takut untuk masuk sendirian saking takutnya dengan pengaruh roh jahat yang akan mendorong untuk bunuh diri. Karena itu mayat biasanya ditemukan dalam kondisi sudah mengenaskan, saking lamanya baru bisa ditemukan.

Film diakhiri dengan ending yang twist (atau mungkin bisa dibilang diusahakan twist). Saya menyukai film ini, meski endingnya bikin saya agak kesal. Penasaran endingnya? Apakah Sara berhasil menemukan Jess? Silahkan ditonton.

RATE:
7.7/10

1 comment :

  1. Sumpah ini film endingnya bener2 keselin Dan masuk di akal...

    ReplyDelete