Sunday 30 August 2020

[Review] Avatar: The Legend Of Aang (2005 - 2008)

(screenrant.com)

"Air. Bumi. Api. Udara. Zaman dulu semua negara hidup dalam perdamaian. Kemudian semua berubah saat negara api menyerang. Hanya avatar, ketua dari keempat elemen yang dapat menghentikannya. Tapi saat dunia membutuhkannya, dia menghilang. Seratus tahun kemudian, aku dan kakakku menemukan  avatar yang baru dengan elemen udaranya yang bernama Aang. Walau kemampuannya luar biasa, ia masih harus belajar sebelum bisa menolong siapapun. Tapi aku percaya, Aang dapat menyelamatkan dunia"

Saya sampai mencari-cari opening prologue dalam bahasa Indonesia di YouTube. Jokes "sebelum negara api menyerang" memang sangat terkenal gara gara prolog Avatar: The Legend of Aang ini. Kartun produksi Nickelodeon ini dulu tayang di stasiun TV lokal saat saya kelas 6 SD. Mau nonton, tapi ada kelas tambahan sore menjelang UAN jadi gak bisa nonton. Setelah masuk SMP dan sore hari bebas dari kelas tambahan, filmnya sudah jalan kejauhan jadi gak nyambung. Jadi sekarang saya akan menyambungnya lewat Netflix.

Sebenarya sinopsis sudah dijelaskan lewat prolog, negara api melakukan invasi ke negara lain dan avatar yang seharusnya menjadi juru damai malah menghilang. Katara dan Sokka, dua anak dari suku air menemukan avatar Aang yang membeku selama 100 tahun dalam es. Kemudian mereka berkelana keliling dunia  mengantarkan Aang belajar elemen lain untuk mengalahkan Fire Lord Ozai. Sebagai avatar dari suku udara, Aang sudah menguasai elemen udara namun perlu guru untuk mengajarinya tiga elemen lain.

Nickelodeon serius sekali dalam menggarap film seri ini. Mereka sampai mendatangkan guru bela diri khusus untuk gerakan gerakan bela diri khas tiap suku yang disesuaikan dengan kepribadian para suku. Contohnya, suku air yang woles menggunakan gerakan tai chi yang cenderung halus sementara suku api menggunakan gerakan southern shaolin yang lebih agresif dan mengancam. Bahkan untuk karakter Toph Beifong yang buta sampai didatangkan guru khusus. Penjelasan lengkapnya bisa dicek di sini.

Hal menariknya, Avatar: The Legend Of Aang ratingnya 7+ alias kekerasannya sangat rendah. Hampir gak ada darah ngocor di sini. Untuk melumpuhkan musuh juga cenderung hanya ciaat langsung terkapar pingsan atau roboh saja. Tapi, disebutkan anak-anak usia awal dan pertengahan SD malah cenderung kurang tertarik nontonnya. Malah anak ABG umur SMP hingga dewasa 20an tahun yang menyukainya. Mungkin karena jalan cerita dan konfliknya sebenarnya agak rumit?

Selain misi belajar elemen lain untuk menyelematkan dunia, ada beberapa hal lain yang menarik untuk diperhatikan. Misalnya saja Zuko, pangeran negara api yang terbuang dengan luka bakar di sebelah wajahnya. Belakangan terungkap, luka bakar itu akibat dia melakukan protes di ruang rapat saat ada rencana menggunakan beberapa prajurit sebagai umpan. Ayahnya yang menganggap itu kekurangajaran menantangnya dalam Agni Kai, duel antar dua firebender untuk mempertahankan kehormatan. Bisa ditebak, dia kalah kemudian mendapat luka bakar dan misi menangkap avatar untuk mengembalikan kehormatannya. Kalau dipikir, sebenarnya tujuan awalnya baik, melawan rencana penggunaan manusia sebagai umpan. Namun, insiden Agni Kai dan obsesi mengembalikan kehormatannya menjadikan ia villain selama 1 season meskipun akhirnya dia join team avatar.

Setelah happy ending, ada seri lanjutan yaitu The Legend of Korra yang menyorot pada avatar berikutnya, yaitu Korra dari suku air. Serial ini juga sudah tamat namun saya belum sempat menontonnya. UPDATE: saya sudah nonton The Legend of Korra. Review bisa dilihat di sini.

Bahkan ada buku novel trilogi tentang avatar Kyoshi, avatar dari suku bumi yang berada 2 generasi di atas Aang. Avatar Kyoshi hanya beberapa kali disebut dalam The Legend Of Aang, namun merupakan salah satu avatar yang bikin para penonton penasaran. Ya saya juga tertarik dengan avatar yang disebut tidak segan mengambil jalan kekerasan untuk menegakkan keadilan ini. Saya sarankan sih untuk memulai semuanya dengan menonton Avatar: The Legend Of Aang dulu sebagai pembuka menuju Avatar Universe.

No comments :

Post a Comment