Saturday 6 August 2022

[Review] Pengabdi Setan 2 (2022)

(mydirtsheet.com)

Beberapa tahun setelah insiden di film Pengabdi Setan pertama, keluarga Rini (Tara Basro) memutuskan untuk tinggal di sebuah rusun pinggir kota. Alasannya? Karena lebih dekat dengan warga sekitar dan lebih cepat ditolong warga jika ada apa-apa, berbeda dengan rumah lama mereka yang terpencil. Ternyata tidak, teror tetap datang menghampiri mereka dan penghuni rusun yang lain.

WARNING!! Mengandung spoiler!!

Dalam film sekuel ini, Joko Anwar memakai ide "terjebak dalam satu bangunan saja". Yup, karena ada badai besar, rusun kebanjiran dan para penghuninya diteror tanpa bisa lari keluar rusun. Ini plot kesukaan saya sih, sekelompok orang terjebak dalam satu bangunan atau area lalu diteror oleh pembunuh bertopeng. Tapi kali ini ganti sosok pembunuh bertopeng dengan teror gaib dan kita punya rumah hantu 14 lantai.

Film langsung dibuka dengan adegan sekelompok pocong sujud misterius yang bikin ewww pas dizoom memperlihatkan belatung di mukanya. Setelah itu, adegan loncat ke bagaimana keseharian keluarga Rini di rusun tersebut. Tidak tunggu lama, terjadilah insiden kecelakaan yang menjadi asal munculnya rombongan pocong peneror rusun. Adegan lift adalah adegan paling memorable bagi saya, kepanikan para penumpang lift hingga darah yang ngecrot membasahi tubuh si anak perempuan pas lift jatuh. Kalau kejadian di dunia nyata, itu anak udah trauma parah pastinya. Selama adegan lift, mbak penonton di kursi samping udah gak bisa diam saking paniknya. Bonus jeritan tertahan pas adegan darah muncrat.

Selain adegan lift, adegan saat Tari (Ratu Felisha) sholat adalah adegan yang menarik. Tadinya saya mengira setannya bakal muncul di belakang Tari saat dia sujud seperti kebanyakan film horor lain. Nyatanya tidak, kibasan mukena Tari menjadi seperti saat pergantian alam. Dalam satu kibasan yang memutihkan layar sejenak, ruangan berubah menjadi rusun tua terbengkalai. Satu kibasan lagi dan ruangan kembali normal. Ide yang unik dan fresh untuk adegan sholat di film horor.

Tipe setan di sini bukanlah setan jumpscare yang meloncat ke depan muka (ada sih beberapa kali), namun dibangun pelan dari suasana yang memang sudah seram dengan tragedi lift, mati lampu, dan badai. Yah, siapa yang pikirannya tidak ke mana-mana jika harus tinggal di rusun tanpa penerangan dengan beberapa unit rusun berisi jenazah dan badai mengamuk di luar sana. Suasana remang-remang, penerangan hanya ada senter, lampu teplok jadul, dan sekotak korek api. Pak Ustad ngeselin sih, cuma ngasih sekotak korek api untuk berkeliling satu lantai, mana mati mati terus lagi. Setiap korek api mati, setiap itu juga penonton menahan nafas menanti apakah ada hal menyeramkan saat korek berikutnya dinyalakan.

Di trailer, Rini sempat bilang bahwa ada kecurigaan terhadap sosok Bapak (Bront Palarae). Selama ini, anak-anak tidak tahu apa pekerjaan Bapak, sampai-sampai tas kerjanya selalu dikunci dan tak pernah ketahuan apa isinya. Sebenarnya ini kesempatan sangat bagus untuk menggali sosok Bapak yang misterius dan membuat penonton penasaran apakah Bapak sengaja membawa keluarganya tinggal di rusun tersebut untuk tujuan tertentu? Sayangnya, kemisteriusan Bapak terbongkar dengan cepat di akhir, terlalu sedikit waktu yang diberikan kepada penonton apakah Bapak layak dipercaya atau tidak. Begitu juga dengan endingnya yang sepperti terlalu cepat dengan munculnya seseorang yang langsung menyelamatkan mereka.

Sementara itu, sosok Ibu yang memorable di Pengabdi Setan pertama dan terus menerus dipakai untuk promo Pengabdi Setan 2 justru hanya mendapat porsi kemunculan sedikit kali ini. Dalam sekuel ini, alur seperti difokuskan pada bagaimana teror masih terus mengejar Rini sekeluarga dan sedikit pembahasan tentang sekte sesat yang diikuti oleh orang tua mereka.

Btw, ada beberapa puzzle di film ini yang menarik untuk dibahas:

  1. Insiden kumpulan pocong sujud ditemukan H-1 Konferensi Asia Afrika (KAA) pertama yang diselenggarakan 18 April 1955
  2. Saat Toni (Endy Arfian) masuk ke unit sebelah dan menemukan beberapa album foto, ada foto-foto saat rusun masih baru dengan beberapa bule yang seperti sedang meninjau.
  3. Bondi (Nasar Anuz) juga menemukan foto-foto di ruang kerja Pak RT rusun yang mendokumentasikan rusun sejak awal dibangun termasuk beberapa foto yang bertanggal 17 April setiap 29 tahun sekali. Sebelum rusun ada, nampak ada semacam rumah jadul di tempat kelak berdirinya rusun.
  4. Lelaki dan perempuan misterius yang sempat muncu di akhir Pengabdi Setan pertama. Film diakhiri dengan kamera menyorot ke pigura foto bertuliskan Bandung 1955 dengan mereka berdua tertangkap kamera masih dengan usia yang terlihat sama alias tidak menua dalam 29 tahun.
Dari beberapa clue ini, besar kemungkinan bahwa KAA tahun 1955 ada hubungannya dengan sekte sesat yang diikuti orang tua Rini. Dengan dijadikannya rusun itu sebagai semacam tempat tumbal dan beberapa bule di foto saat rusun baru dibangun, bisa diperkirakan bahwa sekte sesat tersebut bersifat internasional juga. Jawabannya? Mungkin kita harus menunggu Pengabdi Setan 3 atau film lain dari universe yang sama.

No comments :

Post a Comment